Ujian Sekolah Menggunakan DSS dan Kertas Dalam Pandangan Peserta Didik

Hari ini peserta didik di sekolahku, SMK BLK di Bandarlampung mulai menghadapi Ujian Semester Ganjil. Begitu pun sekolah lain. Perbedaannya adalah semua SMK negeri di Bandarlampung menggunakan android, sedangkan peserta didik di SMKS di Bandar Lampung masih menggunakan kertas. Ujian yang menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan peserta didik. Ada yang senang, dan ada yang keberatan.

Seorang siswa bertanya padaku tentang hal itu, "Bu, kenapa sekarang ujian semester di sekolah negeri menggunakan android dan sekolah kita belum?" Nah, lho aku tidak tahu jawabannya. Jadi dengan penuh senyum aku menjawab, "Ibu juga nggak tahu." Dalam hati aku teringat penjelasan tentang ujian berbasis android yang menggunakan DSS (Decision Support System)

Tujuan dari penerapan DSS dalam bidang pendidikan yaitu memberikan tawaran keputusan terkait masalah seperti penerimaan siswa, pemilihan program studi, beasiswa dan yang lainnya secara efisien dan efektif. Sebagaimana pendapat dari (Stair, and R. George 2013) yang menyatakan bahwa fokus dari DSS adalah pada efektivitas pengambilan keputusan ketika menghadapi masalah yang tidak terstruktur atau semi terstruktur. 

Lalu, siswa yang bertanya padaku itu berkata, "Lebih enak pake kertas aja, Bu. Nggak ribet. Kalau pakai hape harus yang versinya di atas 6.0. Sedangkan aku kan punyanya hape pisang." Anak - anak yang lain mengangguk. Membenarkan. "Apalagi kalau hapenya lemot. Duh, repot, "celetuk anak yang lain. Lalu, aku teringat dengan simulasi UN yang belum lama ini kami lakukan. Ada satu kelas yang tidak bisa ikut ujian karena server ngadat. Jadi 20 anak tidak ikut simulasi ujian. Tahun lalu juga kejadian ini pernah terjadi saat UN. Untungnya, UN tetap bisa berjalan meski terlambat lebih dari 30 menit. Aku yang jadi pengawas UN sempet khawatir.

Meski beberapa anak yang lain penasaran dengan ujian berbasis android dan berkata padaku, "Keren, Bu. Bisa mengurangi penggunaan kertas. Lebih efisien, dan cepat. Nggak perlu bawa pen dan pensil. Cukup bawa hape. Praktis. Lagian, sekarang kan zaman digital, kok masih pake cara konvensional, " kata anak itu. Aku hanya mengangguk - angguk. Sementara itu teman - temannya ada yang setuju, dan ada yang menyoraki. Yah, namanya anak - anak SMK. Heboh deh.

Menurutku sih, ujian sekolah dengan android atau kertas atau apa pun namanya itu sah - sah aja. Tujuan ujian kan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi yang sebenarnya bisa dilakukan melalui ujian harian, mingguan dan lain - lain. Pengukuran kemampuan siswa sudah dapat dilakukan. Bahkan akurat, karena siswa cenderung sulit untuk mencontek. Jadi, terlepas apa pun sistem yang dipakai untuk ujian, bagiku sih yang penting tidak mempersulit sekolah, guru, dan siswa.

Bandarlampung, 2 Desember 2019


http://catatankecilanaknegeri.blogspot.com/2015/09/decision-support-system-dss-dalam.html

Komentar