Nabung Saham: Cara jadi Kaya Ala Milenial

Nabung-saham-cara-jadi-kaya-ala-milenial



Orang tua miskin itu bukan salah kita, tapi mungkin salah kita jika hidup dan mati dalam keadaan miskin

Itu ungkapan yang ducapkan oleh pak Hendi Prayogi, Kepala BEI Lampung dalam acara Talk show "Be Young and smart investor". Acara tentang pasar modal yang di moderatori oleh Yunike Purnama Sari dengan dua narasumber yang kompeten di bidangnya, bu Chusnunia (Wakil Gubernur Lampung) dan pak Hendi Prayogi. 

Acara ini berlangsung di Balai Keraton Provinsi Lampung tanggal 4 Desember 2019 didukung penuh oleh dinas Provinsi Lampung. Dalam sambutannya juga ibu Wagub menyatakan kegembiraannya atas semangat kaum milenia Lampung untuk mengenal pasar modal yang dapat mengangkat perekonomian Lampung.

Kenapa aku tulis judul "Nabung Saham: Cara jadi Kaya Ala Milenial?"

Baiklah, aku akan  ceritakan alasannya berdasarkan apa yang disampaikan oleh bu Chusnunia dan pak Hendi Prayogi.

Menjadi kaya adalah mimpi semua orang, dan pilihan yang bisa diambil oleh kaum milenial yang cerdas adalah dengan investasi saham. Investor milenial saat ini mencapai angka 35 % dari investor  Indonesia. Sisanya investor asing. Padahal kita punya 270 juta penduduk dengan 659 perusahaan yang terdaftar di BEI.

Lalu, muncul pertanyaan baru? Bagaimana bisa, bukankah bermain saham itu mempunyai risiko tinggi dibanding investasi jenis lain? Kenapa investor asing tertarik investasi di Indonesia? 

Benar, investasi saham itu memiliki risiko tinggi. Tapi, seperti yang dikatakan oleh bu Chusnunia "High risk high dividen". Artinya risiko yang tinggi dalam berinvestasi akan diikuti dengan keuntungan yang tinggi juga. 

Analoginya begini, zaman dulu orang tua kita berinvestasi dengan menabung emas, tanah, atau rumah kosan. Jadi orang tua kita dapat menabung uang dengan investasi yang mereka miliki. 

Masalahnya, investasi dalam bentuk apa pun memiliki risiko. Misalnya, investasi rumah kos akan dapat uang selama kosan laku, tapi uang akan berkurang jika kosan tidak laku. Aku sendiri sering melihat kosan atau kontrakan yang tidak laku, karena tempatnya kurang strategis atau fasilitasnya tidak sesuai dengan keinginan calon penyewa. 

So, tidak ada investasi yang tidak berisiko

Lalu, pak Hendi bercerita tentang investasi yang ia lakukan sebelum ia bekerja di BEI. Saat itu ia berinvestasi saham perusahaan astra yang ia beli satu lot, angka pembelian terendah saham adalah satu lot ( seratus lembar). Dengan harapan ia dapat menjualnya setelah dua puluh tahun untuk membeli rumah. 

Sayangnya, ia diterima bekerja di BEI,  jadi ia harus menjual sahamnya dengan keuntungan Rp 40.000 per lembar. Selama 3 tahun berinvestasi, pak Hendi mendapatkan dividen sebesar Rp24.000.000. Alhamdulillah, katanya uang itu cukup untuk DP rumah. 

Oya, katanya lagi seorang karyawan bursa efek tidak boleh jadi investor saham. Jika sampai ketahuan seorang karyawan BEI menjadi investor saham maka ia akan kehilangan pekerjaan. Dan, anak serta keluarganya pun di blacklist.

Okey, kembali ke masalah investasi yang jadi pengalaman pribadi seorang teman pak Hendi yang lain. Sebut saja namanya A. Pak A memulai investasi saham di tahun 2003 dengan membeli saham astra untuk tabungan anak - anaknya. Pak A mengaku menyesal karena tidak memulai investasi sejak dulu. Pak A bilang di tahun 1993 ia memiliki uang Rp8.000.000 yang ia gunakan untuk membeli moge (motor gede) impiannya. Ia bilang, seandainya ia dulu beinvestasi saham ia sekarang sudah dapat menikmati dividennya. 

Kenapa pak A mengatakan hal tersebut?

Saham Astra yang pernah sempat semaput di kisaran Rp193 per sahamnya, saat ini ada di angka Rp 6.550. Kalau kita hitung keuntungan investasi ini ada di kisaran Rp 6000 per lembarnya, setelah 20 tahun an. Lumayan kan? Bayangkan dengan investasi moge yang ia beli di tahun itu. Sedangkan harga saham Gudang Garam Rp52.975 yang di tahun 2008 ada di angka Rp10.250. Keuntungan ada di kisaran Rp 50.000. Belum termasuk dividen dan capital gain yang bisa diperoleh. Bulan Juni 2019 ini Gudang Garam tbk membagikan dividen Rp 5 trilyun atau setara dengan Rp 2.600 per lembar. 

Lalu, kenapa pilih investasi saham?

Ada beberapa alasan kenapa milenia cerdas memilih investasi saham sebagai pilihan cara menabungnya. 

  1. Kaum milenia memahami bahwa perekonomian memasuki fase ketidak pastian di mana kecerdasan dalam pilihan menabung adalah salah satu cara untuk menjaga masa depannya. Trik aman yang perlu dipahami dalam investasi saham adalah dengan pertimbangan risiko dan kehati-hatian. Milenia sebagai investor awal dapat mulai dengan membeli saham perusahaan BUMN yang sudah berumur lebih dari 10 tahun dengan kredibilitas yang baik, seperti: BRI. BNI, BCA, Indofood, Unilever, dan lain - lain.
  2. Inflasi. Kesadaran kaum milenia tentang inflasi yang membuat nilai uang yang  kita miliki akan berubah. Contoh sederhana adalah di tahun 1997 beras sekilo seharga Rp4.000 sekarang Rp 11.000. Dulu kita bisa naik angkot dengan Rp250 sekarang Rp 4.000. Inflasi menjadikan nilai uang berkurang. Sedangkan saham nilainya bertambah dengan naiknya nilai harga saham.perusahaan.
  3. Dividen. Dengan memiliki saham, kita akan memperoleh pembagian keuntungan jika perusahaan yang kita miliki mengalami keuntungan usaha.
  4. Capital Gain. Kita juga akan mendapat keuntungan selisih dari harga jual dan beli. Contoh, kita beli saham Rp1.000 per lembar dan kita jual Rp 1.200. Keuntungan kita Rp 200. 
So, kenapa nunggu nanti? Nabung saham sejak dini itu lebih baik!

But, kita juga perlu mempertimbangkan dalam membeli saham perusahaan karena beberapa risiko 
  1. Tak dapat dividen jika perusahaan tidak mengalami keuntungan
  2. Capital lost jika perusahaan bangkrut
Kenapa investor asing tertarik investasi saham di Indonesia?

Menurut pak Hendi, investor asing lebih tertarik berinvestasi saham di Indonesia karena mereka memiliki kemampuan analisa fundamental dan teknikal. Selain itu, mereka percaya bahwa Indonesia memiliki peluang ekonomi yang cerah di masa depan. Buktinya, BEI masuk di jajaran bursa efek terbaik ke dua di dunia setelah Amerika Serikat. Tanda perekonomian Indonesia masih terhitung aman dan stabil. 

Bagaimana beli Saham ?

Kita bisa memiliki perusahaan dengan membeli sahamnya dengan mudah. Memang untuk saat ini untuk buka rekening saham di perusahaan sekuritas perlu waktu 1 - 3 minggu. Alhamdulillah, mulai 2020 pembukaan rekening saham bisa dilakukan dalam 10 - 30 menit.

Di Indonesia sendiri ada sekitar 118 perusahaan sekuritas yang dapat membantu kita untuk membuka rekening saham. Sedang di Lampung ada 7 perusahaan sekuritas yang dapat membantu warga Lampung. 

Tentu saja, perusahaan tersebut mempunyai applikasi yang dapat membantu investor dalam bertransaksi. Bahkan, ada pelatihan yang diberikan BEI bagi investor awal untuk memahami dan mempelajari cara praktis menganalisa secara fundamental dan teknikal.

Kesimpulannya

Pointnya sih, dalam hidup itu tak ada yang tidak berisiko. Jika berdiam diri karena takut pun tetap berisiko, kupikir mengambil risiko dengan berhati - hati adalah jawaban yang bijak dalam menghadapi hidup yang penuh ketidakpastian ini. So, gaes.. tertarik untuk nabung saham? Jangan lupa untuk meneliti dulu ya? 

Bandarlampung, 4 Desember 2019



Komentar

  1. Artikel yang sangat bermanfaat👍, dari artikel ini anak-anak milenial akan terbuka pola pikirnya termasuk saya. Nabung saham adalah cara untuk menjaga masa depan. Tetapi kita juga perlu mempertibangkan resikonya.

    #Anisa purnama sari (11 tkj 2)

    BalasHapus
  2. Jadi tertarik juga untuk berinvestasi saham

    BalasHapus

Posting Komentar